Kata Pengantar
Assalamuallaikum wr.wb
Segala puji hanya milik Allah SWT.
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah
SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi
tugas Agama Islam.
Agama
sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan
umat manusia dapat dikaji melalui berbagai
sudut pandang. Islam sebagai agama yang
telah berkembang selama empat belas abad
lebih menyimpan banyak masalah yang perlu
diteliti, baik itu menyangkut ajaran dan
pemikiran keagamaan maupun realitas sosial, politik,
ekonomi dan budaya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
kaitan Etos Kerja Bangsa Jepang dan Islam, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini
di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya. Sebagai penutup, marilah kita tetap belajar sungguh sungguh, tiada
waktu hanya untuk memperbaiki diri sendiri. Semoga kita semua menjadi orang
–orang yang pandai bersyukur. Amin ya Rabbal alamin.
Terimakasih atas perhatiannya, kalau ada
kesalahan itu adalah kelemahan kami, mohon di maafkan dan diperbaiki, dan
sekiranya ada yang benar, itu adalah milik Allah semata.
WassalamualaikumWr.Wb.
DAFTAR
ISI
v BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat
v BAB II ISI
A. Surah
Al- Baqarah ayat 177
1. Ayat
dan Terjemah surah al-Baqarah ayat 177
2. Isi
Kandungan surah al-Baqarah ayat 177
B. Surah
Al-Isra 32
1. Ayat
dan Terjemah surah al-Isra 32
2. Isi Kandungan
surah al-Isra 32
3. Penerapan
sikap dan perilaku
C. Surah
at-Taubah 60
1. Ayat
dan Terjemah surah at-Taubah 60
2. Hukum
Bacaan
3. Isi
Kandungan surah at-Taubah 60
v BAB
III Penutup
A. Rangkuman
Materi
Lampiran
Daftar Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Masalah
Dalam kehidupan sosial kita tidak akan lepas dari dari ketiga unsur ini,
yaitu tentangtamu, tetangga dan mengasihi para dhuafa. Maka dengan tiga masalah
ini, kami sedikitmenguraikan
bagaimana cara kita untuk mengabdikan diri kepada sang Khalik dengan cara,menghormati,
mengasihi, menyayangi, mengutamakan mereka, agar supaya pengabdian
ini benar-benar diterima di sisiNya. Karena dalam suatu hadist di sebutkan
“Barang siapa yangtidak memenuhi undangan maka ia telah bermaksiat kepada Allah
dan Rasul-Nya.” (HR.Bukhari), “Barang siapa
beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya tidak menyakiti
tetangganya” Dalam hadist lagi diterangkan, Seorang bertanya kepada Nabi Saw,“Islam yang bagaimana yang baik?” Nabi Saw
menjawab, “Membagi makanan (kepadafakir-miskin) dan memberi salam kepada
yang dia kenal dan yang tidak dikenalnya.” (HR.Bukhari), dan lagi Perumpamaan
orang-orang yang beriman di dalam saling cinta kasih dan belas kasih
seperti satu tubuh. Apabila kepala mengeluh (pusing) maka seluruh tubuh tidak bisa
tidur dan demam. (HR. Muslim). Dengan latar belakang tersebut kami
disinimenyuguhkan tentang bagaimana cara menggapai ketiga masalah tersebut,
sehingga atasdorongan Guru bidang studi
terwujudlah apa yang ada di tangan anda ini, semoga adamanfaat dan gunanya.
- RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah materi dalam makalah ini diarahkan pada Pembahasan Cara
menghormati dan memuliakan serta menyantuni kaum dhu’afa dan pengertian secara tekstual
maupun kontekstual, sehingga pemahaman nanti tidak monoton. Dan juga kamiuraikan
istimbat hukum dalam setiap pembahasan dan di sertai pendapat para ulama
yangmana semua nanti insya allah akan kami bahas.A.Perintah menyantuni kaum
dhu’afaB.Arti dari menyantuni kaum dhu’afa.
- Tujuan Dan
Manfaat
Tujuan
makalah ini untuk memahami pentingnya menghormati dan memuliakan
sertamenyantuni kaum dhu’afa serta kewajiban kita sebagai pemeluk Agama islam.
Sehingga pembahasan ini nanti bisa bermanfaat khususnya bagi kami dan
umumnya bagi masyarakatdan siswa-siswa smk yadika yang telah menyempatkan diri
membaca makalah ini. Karena perbuatan yang baik atau terpuji atau tercela
terhadap Allah SWT dinamakan hubunganvertical, sedangkan perbuatan yang
berhubungan dengan perkara yang terpuji atau tercelaterhadap sesama manusia
atau alam sekitar dinamakan hubungan horizontal. Yang manatujuan utama nanti
untuk membentuk manusia seutuhnya.semoga makalah ini ada manfaatdan barakahnya.
BAB 2
ISI
Perintah Menyantuni Kaum Dhuafa’
Sifat terpuji merupakan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh setiap
muslim . Sifat terpuji misalnya memberikan harta kita kepada yang berhak .
Materi berikut akan menjelaskan kepada siapakah harta yang kita miliki harus
diberikan . Selain itu, materi berikut juga akan mempelajari tentang larangan
menghambur-hamburkan harta secara boros dan pokok-pokok kebaikan seperti yang
tercantum dalam Surah Al- Baqarah 177
A.
SURAT AL BAQARAH AYAT
177
لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِوَالْمَلآئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَالسَّبِيلِ وَالسَّآئِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُواْوَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاء والضَّرَّاء وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَـئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
1.
Terjemah
surah Al Baqarah 177
[Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah
timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu
ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan
orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan
shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (kebajikannya); dan mereka
itulah orang-orang yang bertakwa.]
v
Potongan
ayat pertama
Rasulullah
SAW beserta kaum muslimin mula-mula dalam shalatnya menghadap ke arah Masjidil
Aqsha di Kota Baitul Maqdis selama 16 bulan. Kemudian pada tahun 2 H I 224 M
turunlah perintah Allah supaya dalarn shalat tidak lagi menghadap ke arah
Masjidil Aqsha melainkan ke arah Ka'bah. Pemindahan kiblat ini dipersoalkan
oleh kaum ahli kitab, maka terjadilah perdebatan yang panjang sampai memuncak
antara kaum ahli kitab dan kuam muslimin.
Kaum
ahli kitab memandang bahwa shalat dengan menghadap kepada selain kiblat mereka
(Baitul Maqdis) tidak akan diterima oleh Allah,
Sementara
kaum muslimin memandang bahwa shalat itu tidak akan diterima oleh Allah kecuali
dengan menghadap Ka'bah, yaitu kiblat Nabi Ibrahim leluhur para Nabi.
Ditengah-tengah perdebatan itulah lalu ayat dimuka turun dalam rangka menjelaskan
bahwa menghadapkan wajah ke arah kiblattertentu bukanlah suatu kebajikan yang
dimaksud dalam agama, karena kiblat ifu semata-mata untuk memelihara kesadaran
bagi orang yang shalat bahwa ia sedang bermunajat kepada Tuhannya, berdoa
semata-mata kepada-Nya dengan benar-benar berpaling dari segala sesuafu selain
Dia. Di samping ifu, kiblat merupakan :
·
Simbolkesatuan umat dalam satu tujuan.
·
Sarana untuk membiasakan orang-orang yang shalat agar selalu
bersatu dalamsegala urusan yang menyangkut kepentingan dan tujuan bersama.
·
Sarana untuk menyatukan langkah di kalangan mereka.
v
Potongan ayat kedua
Berdasarkan
ayat di muka, yang dimaksud dengan 'AI Birru" (kebajikan)adalah segala
sesuatu yang dapat mendekatkan kepada Allah, yang terdiri dari iman, amal shaleh dan akhlaqul karimah. Selanjutnya ayat di muka
merinci kebajikan itu sebagai berikut :
·
.
Beriman kepada Allah,
dan inilah yang merupakan dasar dan sumber segala kebajikan. Tentu saja Iman
kepada Allah itu tidak akan terwujud jika tidak disertai dengan kemantapan
hatibeserta sikap tunduk dan patuh kepada Allah, sehingga tidak satu pun nikmat
yang dapat membuat timbulnya sikap kufur, dan tidak satu pun ujian dan bencana
yang membuat timbulnya sikapkeluh kesah.
·
Beriman kepada hari akhir. Iman yang kedua ini menimbulkan
kesadaran bahwa di sana akan ada kehidupan lain yang di dalamnya tidak ada lagi
tuntutan untukberamal, bekerja dan berkarya, melainhan yang ada hanyalah
perhifungan amal beserta pembalasannya. Dengan iman yang kedua ini manusia
diharapkan agar selalu berhati-hati dalam beramal dan berbuat, dan tidak
berlebihan dalam menaruh harapan kepada segala kenikmatan duniawi yang bersifat
sementara ini.
·
Beriman kepada para malaikat. Iman yang ketiga ini merupakan
dasar keimanan kepada wahyu, terutusnya para Nabi, dan hari akhir. Mengingkari
adanya para malaikat berarti juga mengingkari ketiga hal tersebut, karena
malaikat pembawa wahyu itulah yang atas izin Allah menyampaikan pengetahuan
kepada seorang Nabi tentang segala urusan agama.
·
Beriman kepada kitab-kitab samawi. Iman yang keempat ini
mendorong timbulnya kepatuhan terhadap segala perintah dan larangan yang
terkandung di dalamnya. Karena orang yang sudah yakin bahwa sesuaru itu baik
dan bermanfaat pasti akan terdorong untuk melakukannya, dan sebaliknya : orang
yang sudah yakin bahwa sesuatu itu jelek dan berbahaya pasti akan terdorong
untuk menjauhi dan meninggalkannya.
·
Beriman kepada para Nabi. Iman yang kelima ini mendorong
timbulnya keinginan untuk mengiluti pefunjuk-petunjulrrya, dan meneladani segala
prilakunya, akhlaknya maupun sikap santunnya.
·
Memberikan harta yang dicintai kepada :
- Sanak kerabat yg
membutuhkan santunan; mereka' inilah yang paling berhak untuk disantuni. Karena
manusia itu atas dasar fitrahnya sendiri pasti ikut menderita jika melihat
kondisi kemiskinan di kalangan sanak kerabatnya, lebih-lebih jika salah satu di
antara mereka meninggal dunia atau menghilang.
Dengan demikian, maka orang yang hidup dalam kondisi yang mapan,
lalu suka rnemutuskan hubungan dengan sanak kerabatnya dan enggan membanfu
mereka, berarti ia melanggar agama dan fitrahnya sendiri. Karena itu dalam
sebuah Hadits disebutkan :
" Sedekahmu
kepada orang-orang lslam (pahalanya) satui, tetapi kepada sanak kerabatmu
pahalanya dua" .
Sebab bersedekah
kepadasanakkerabat ifu berarti melakukan dua macam amal shaleh : bersedekah itu
sendiri dan mempererat hubungan famili.
-
Anak yatim; karena anakyang hidup dalam kondisi miskin lantaran tidak punya
ayah dan tidak punya penghasilan itu sangat membutuhkan kepedulian dan santunan
dari orang-orang yang mampu, agar ia tidak semakin buruk kondisinya dan salah
asuhan. Jika kondisinya seperti itu dibiarkan, maka dikhawatirkan kelak menjadi
orang yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan bagi masyarakat luas.
-
Orang miskin; yaitu orang yang lemah,dalam usaha untuk mencukupi dirinya
sendiri.
-
Musafir yg memerlukan pertolongan; artinya musafir yang tidak bertujuan untuk
berbuat maksiat atau melakukan tindak kejahatan.
-
Pengemis; yaitu orang yang terpaksa mengemis lantaran amat sangat miskin, bukan
lantaran malas bekerja dalam kondisi masih kuat bekerja.
-
Upaya untuk memerdekakan budak; jika dikembangkan lagi maka kebajikan yang satu
ini meliputi pemberian santunan kepada para pekerja yang diperas oleh
majikannya, terutama pekerja wanita dan anak-anak.
·
Mendirikan shalat dalam arti mengerjakannya dengan cara yang
sebaik-baiknya, dan terutna menghayati rahasia maknanya dengan diwujudkan
dalarn bentukmenerapkan nilai-nilai akhlqul karimah dan mencegah diri dari
berbuat fahsya' (keji) dan munkar.
·
Menunaikan zakat. Kebajikan yang satu dalam Al Qur'an selalu
dirangkai dengan shalat, karena shalat itu merupakan lembaga pendidikan jiwa,
sedangkan harta merupakan teman pelipur jiwa. Oleh karena itu, mengorbankan
harta untuk kepentingan agama dan umat merupakan salah satu sendi pokok dari
segala kebajikan, sehingga para sahabat pada masa I{halifah Abu Bakar
menyepakati ketentuan hukurm bahwa pam pembangkang zakat wajib ditumpas.
·
Menepati janji; baik janji kepada Allah maupun janji kepada
sesame manusia dalam urusan yang diridlaioleh Allah.
·
Bersabar dalam kesempitan, penderltaan, dan dalam peperangan.
Ketiga
kondisi ini dikhususkan bukan berarti selain dalam kondisi tersebuttidak perlu
kesabaran. Orang yang mampu bersabar dalam ketiga kondisi itu tenfunya akan
lebih bersabar lagi dalam kondisi yang lain.
a.
Kesempitan artinva mengalami krisis ekonomi. Jika krisis ekonomi
itu sudah demikian parah, maka kebanyakan orang yang mengalaminya mudah menjadi
kafir.
b.
Penderitaan artinya menderita sakit. Jika sakit itu sudah
demikian parah, maka biasanyai menyebabkan orang yang mengalaminya menjadi
lemah akhlaknya dan mudah putus asa.
c.
Sementara dlrm kondisi peperangan kebanyakan bisa menimbulkan
sikap pengecut kemudian lari tunggang langgang meninggalkan medan pertempuran.
Orang lebih suka mencari musuh, tetapi ketika musuh sudah datang dan siap
menyerbu ternyata lari ketakutan.
Demikian
ini menurut ajaran Islam tergolong dosa besaryang sejajar dengan
syirik.Kemudian pada_ akhir ayat di muka ditegaskan bahwa mereka yang mampu
menerapkan nilai-nilai kebajikan tersebut di atas dikualifikasikan sebagai
orang-orang yang benar imannya, dan dikualifikasikan pula sebagai orang-orang
yang bertaqwa.
2.
Isi
Kandungan
Yang
dimaksud dengan kebaikan pada surah Al Baqarah Ayat 177 ini adalah beriman
kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
senantiasa mewujudkan keimanannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh-contoh dari
perbuatan baik tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Memberi harta yang
dicintainya kepada karib kerabat yang membutuhkannya.
b. Memberikan bantuan
kepada anak yatim.
c. Memberikan harta
kepada musafir yang membutuhkan.
d. Memberi harta kepada
orang-orang yang terpaksa meminta-minta.
e. Memberikan harta untuk
memerdekakan hamba sahaya.
f. Memjalankan ibadah
yang telah diperintahkan Allah denagn penuh keikhlasan
g. Menunaikan zakat
kepada orang yang berhak menerimanya sebagaimana yang tersebut dalam surah At
Taubah Ayat 60.
h. Menepati janji bagi
mereka yang mengadakan perjanjian.
Akan tetapi, terhadap janji yang bertentangan dengan hokum Allah
(syariat islam) seperti janji dalam perbuatan maksiat, maka janji itu tidak boleh (haram) dilakukan.
Akan tetapi, terhadap janji yang bertentangan dengan hokum Allah
(syariat islam) seperti janji dalam perbuatan maksiat, maka janji itu tidak boleh (haram) dilakukan.
Nilai
amal shaleh sangat erat kaitannya denagn iman. Sebaliknya, amal saleh bila
tidak didasari dengan iman (bukan karena Allah), maka dosa itu tidak bias
ditebus dengan amal saleh sebesar apapun sehingga perbuatan-perbuatan baik yang
telah dilakukan tidaka akan bernilai (pahala) dan sia-sia. Al Quran dalam hal
ini menyatakan sebagai berikut.:
A. Orang yang mati dalam
kekafiran akan dihapus amalannya.
B. Orang-orang yang
musyrik akan dihapus amalannya.
C. Amal perbuatan
orang0orang kafir akan sia-sia.
D. Orang kafir akan
ditimpakan siksa di dunia dan di akhirat.
E. Orang kafir dan
musyrik akan dimasukkan ke dalam neraka.
F. Orang yang tidak
beriman kepada akhirat hanya mendapatkan kehidupan dunia saja.
B. Surah Al Isra Ayat 26-27
وَءَاتِ ذَا ٱلۡقُرۡبَىٰ حَقَّهُ ۥ وَٱلۡمِسۡكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرۡ تَبۡذِيرًا
إِنَّ ٱلۡمُبَذِّرِينَ كَانُوٓاْ إِخۡوَٲنَ ٱلشَّيَـٰطِينِۖ وَكَانَ ٱلشَّيۡطَـٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورً۬ا (٢٧)
إِنَّ ٱلۡمُبَذِّرِينَ كَانُوٓاْ إِخۡوَٲنَ ٱلشَّيَـٰطِينِۖ وَكَانَ ٱلشَّيۡطَـٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورً۬ا (٢٧)
1. Terjemah Surah Al Isra
ayat 26-27
(26) “Dan berikanlah
kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya ; kepada orang miskin dan orang
yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menhamburkan (hartamu) secara boros.
(27) Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan
itu sangat ingkar kepada tuhannya. “ (QS Al Isra: 26-27).
2. Isi Kandungan Surah Al Isra 26-27
Pada ayat 26,
dijelaskan bahwa selain berbakti, berkhidmat, dan menanamkan kasih sayang,
cinta, dan rahmat kepada orang tua, ita pun hendaknya memberi bantuan kepada
kaum keluarga yang dekat karena mereka paling utama dan berhak untuk ditolong.
Allah memerintahkan
manusia untuk berbakti dan berbuat baik tidah hanya kepada orang tua saja, namun
masih harus berbuat baik kepada tiga golongan lain,yaitu
·
Kepada kaum kerabat
·
Kepada orang miskin
·
Kepada orang terlantar
Pada
ayat 27, Allah mengingatkan bahwa betapa buruknya sifat orang yang boros.
Mereka dikatakan sebagai saudara setan karena suka mengikuti dan sangat penurut
kepadanya. Orang yang boros bermakna orang yang membelanjakan hartanya dalam
perkara yang tidak mengandung ketaatan.
3.
Penerapan Sikap dan Perilaku
Pencerminan terhadap
Surah Al Isra ayat 26-27 dan Al Baqarah Ayat 177 dapat melahirkan
perilaku,antara lain sebagai berikut.
1. Bekerja dengan tekun untuk mencari nafkah demi keluarga.
2. Suka menabung dan tidak pernah berlaku boros meskipun memiliki banyak harta.
3. Menjauhi segala macam kegiatan yang sia-sia dan menghabiskan waktu percuma.
4. Suka bersedekah, khusunya terhadap orang yang kekurangan dimulai dari keluarga dan tetangga terdekat.
5. Mempelajari ilmu agama dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Bekerja dengan tekun untuk mencari nafkah demi keluarga.
2. Suka menabung dan tidak pernah berlaku boros meskipun memiliki banyak harta.
3. Menjauhi segala macam kegiatan yang sia-sia dan menghabiskan waktu percuma.
4. Suka bersedekah, khusunya terhadap orang yang kekurangan dimulai dari keluarga dan tetangga terdekat.
5. Mempelajari ilmu agama dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
C. Q.S
at-Taubah ayat 60

1.
Terjemah Surah at-Taubah ayat 60
Sesungguhnya zakat-zakat
itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus
zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang
dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
2.
Hukum Bacaan Izhar Qamariyah & Idgam
Syamsiah
Idgam
Syamsiah
|
![]() |
Izhar
Qamariyah
|
![]() |
Izhar
Qamariyah
|
![]() |
Izhar
Qamariyah
|
![]() |
Izhar
Qamariyah
|
![]() |
Idgam
Syamsiah
|
![]() |
3.
Kandungan surah at-Taubah ayat 60
-
Ada 8 golongan orang yang menerima zakat .
-
8 golongan orang itu ialah
sebagai berikut :
1.
Orang fakir: orang yang amat
sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi
penghidupannya.
2.
Orang miskin: orang yang
tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan.
3.
Pengurus zakat: orang yang
diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat.
4.
Muallaf: orang kafir yang
ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih
lemah.
5.
Memerdekakan budak: mencakup
juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir.
6.
Orang berhutang: orang yang
berhutang karena untuk kepentingan yang bukan ma'siat dan tidak sanggup
membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam
dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya.
7.
Pada jalan Allah
(sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. Di
antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga
kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan
lain-lain.
8.
Orang yang sedang dalam
perjalanan yang bukan ma'siat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.
BAB
3
Penutup
A. Rangkuman
Materi
Sifat terpuji merupakan sifat-sifat yang harus
dimiliki oleh setiap muslim . Sifat terpuji misalnya memberikan harta kita
kepada yang berhak , seperti memberikan harta yang kita miliki kepada kerabat ,
anak yatim , fakir , miskin , gharim , hamba sahaya , ibnu sabil , muallaf dan
sabilillah . Dengan itu maka kita akan mendapatkan pahala yang diberikan oleh
Allah Swt yang tak terhitung jumlahnya . Dan hal itu menambah akhlak kita
selama hidup didunia ini .
No comments:
Post a Comment